Para Petinggi Oi Pertiwi

PARA PETINGGI Oi PERTIWI

Angga Taufik ( Perintis ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Cudey Pancasona ( Angkatan I ) Melanjutkan Pendidikan Di STIE STEMBI Bandung / Bandung Bussines School
Achmad Sidik Permana ( Angkatan II ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Tasikmalaya
Aris Nurrahman ( Angkatan III ) Melanjutkan Pendidikan Di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya
Galih Guntara ( Angkatan IV ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Bandung
Muhammad Eki Ramdani ( Angkatan V ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Imam Pirmanda ( Angkatan VI ) Melanjutkan Pendidikan Di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya
Dzwiky Khermawan ( Angkatan VII ) Melanjutkan Pendidikan Di Sekolah Kemiliteran Palembang
Bima Sakti Bintang Perkasa ( Angkatan VIII ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya Jurusan Matematika
Lucky Herdiansyah (Angkatan IX)

Jumat, 02 Desember 2011

SIKLUS ORGANISASI

Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta im- plikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Seperti juga kehidupan organisme, pertumbuhan dan kemunduran setiap organisasi terutama disebabkan oleh dua faktor yaitu fleksibilitas dalam merespon setiap perubahan lingkungan dan ”kekakuan” (controllability) dalam merespon setiap perubahan (Adizes, 1996) Setiap tahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu memunculkan kesulitan atau masalah yang memerlukan penanganan baik secara internal maupun intervensi dari pihak luar (eksternal). Tahapan perkembangan organisasi sendiri sebe- narnya dapat diprediksi dan bersifat repetitif (Adizes, 1999). Oleh karena itu pema- haman terhadap setiap perkembangan tahapan organisasi memberikan kemampuan kepada pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif dan menyongsong persoalan-persoalan organisasi dimasa datang, atau jika tidak mampu, bagaimana sebisa mungkin menghindari masalah-masalah tersebut 7 SIKLUS ORGANISASI : 1. Masa Pengenalan ( Courtship) Ciri utama organisasi pada masa pengenalan adalah, banyaknya ide atau gagasan yang ingin diwujudkan, meskipun organisasi belum berdiri. Banyak sekali gagasan- gagasan tentang masa depan, tanpa adanya kegiatan yang nyata. Karenanya pada tahap ini antusiasme sangat tinggi dan ketertarikan secara emo- sional. Antusiasme dan ketertarikan secara emosional yang sangat tinggi itulah yang membangkitkan komitmen Perkembangan dalam masa pengenalan menunjukkan ciri-ciri normal yaitu; apa- bila komitmen disertai dengan uji kenyataan secara realistis dan risiko diperhitungkan secara moderat. Sedangkan ciri-ciri abnormal yaitu gagasan tidak diuji secara realistis dan sesuai dengan kenyataan dan risiko tidak diperhitungkan secara moderat Gagasan-gagasan yang tidak realistis dan berisiko tinggi, memungkinkan or- ganisasi hanya berwujud dalam gagasan dan angan-angan. Dalam bahasa yang lain, organisasi akan mengalami ”keguguran” sebelum lahir 2. Masa Bayi (Infant Periode) Gagasan-gagasan dan ide yang dibangun pada tahap pengenalan apabila disertai ke- mampuan untuk mewujudkannya merupakan siklus awal dari kehidupan organisasi. Tentu saja tidak semua gagasan dapat diwujudkan, karena hal itu berkaitan lang- sung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya organisasi, baik sumberdaya manusia (SDM) maupun sumberdaya lainnya. Meskipun risiko telah diperhitungkan secara moderat, organisasi pada tahap awal membutuhkan kerja keras dan aktivitas-aktivitas berkelanjutan yang dilakukan oleh pendiri atau penggagas. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada tahap ini aktivitas organ- isasi masih bertumpu pada pimpinan atau pendiri (baik dalam komitmen maupun da- lam pengambilan keputusan). Oleh karenanya sistem dan prosedur masih sederhana, pengelolaan serta struktur hirarkinya sempit. Tanpa komitmen dari pendiri untuk memberikan ”kasih sayang” kepada or- ganisasi (dalam bentuk perhatian, tenaga, bahkan uang), maka organisasi akan mati dikala masih bayi (infant mortality) 3. Masa Anak-Anak (Go-Go) Organisasi yang berhasil mewujudkan gagasan dalam bentuk yang nyata dianggap telah melewati masa awal. Dalam jumlah terbatas, ide-ide dapat dilaksanakan dan mulai menunjukkan aktivitas walaupun dalam skala terbatas. Keberhasilan dalam masa ini akan mendorong pendiri untuk memperbanyak ide dan mencoba untuk mewujudkan setiap ide yang muncul dalam angan-angan. Akhirnya banyak sekali ide yang ingin direalisasikan. Setiap peluang dan kesempatan ”disambar” tanpa memperhitungkan kekuatan sumberdaya organisasi, tanpa menentukan skala prioritas, karena semua adalah prior- itas. Akibatnya banyak sekali pekerjaan yang harus dikerjakan pada saat bersamaan. Sindrom ”go-go” adalah semua ingin digarap, persis seorang anak yang se- lalu melahap apa saja yang ditemukan, tak perduli makanan atau bukan. Organisasi dikendalikan oleh setiap ”temuan” peluang, bukan organisasi yang mengendalikan peluang. 4. Masa Dewasa Organisasi yang berhasil melewati masa Go-Go yaitu yang secara selektif memilih peluang - bidang untuk digarap - dikerjakan, apakah melalui penetapan skala prioritas secara seksama, pilihan yang paling realistis atau secara radikal mengganti tujuan, menetapkan kembali ”visi” dan ”misi” organisasi. Organisasi yang berhasil melewati masa ini telah mencapai kedewasaan yang dicirikan berfikir dan bertindak realistis serta bekerja dalam level risiko yang mod- erat. Tentu saja penggantian tujuan ini membutuhkan perenungan, pemikiran, waktu, memerlukan refleksi. Risikonya, pada saat orang bertempur memperebutkan berbagai peluang untuk dikerjakan, masuk dalam bidang-bidang garapan, organisasi ini masih berasik-asik dengan program rekayasa ulang atau jargon-jargon reformasi. Oleh karena itu, refleksi dan perumusan penggantian tujuan harus dilaksanakan secara seksama, agar momentum tidak hilang dan organisasi mengalami penurunan atau ”penuaan” dini (premature aging), dalam arti organisasi belum sampai kepada visi dan misi yang diimpikan, komitmen dan sumberdaya sudah berkurang dan tidak efektif lagi untuk berjuang, akhirnya organisasi mengalami penuaan dini (Premature Aging) 5. Masa Puncak Organisasi Organisasi yang berhasil melewati masa dewasa akan mencapai masa puncak organ- isasi. Hal ini ditandai dengan sasaran-sasaran yang secara realistis ditetapkan berhasil dicapai dengan baik. Organisasi dapat dikendalikan dengan baik karena sistem dan prosedur, serta mekanisme pengambilan keputusan telah tersusun dengan baik serta diterapkan se- cara konsekwen. Kendati, organisasi secara ketat menjalankan sistem dan prosedur, organisasi tetap fleksibel dalam arti masih mampu mengadopsi berbagai perubahan- perubahan yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu tahap ini disebut pula sebagai tahap Go-Go kedua atau second birth new infant. Organisasi secara agresif mencari berbagai peluang dan kesem- patan untuk memperluas usaha dan diversifikasi berbagai bidang usaha), namun dibarengi dengan perhitungan dan prediksi secara ketat dan pengendalian dalam implementasinya. 6. Masa Stabilitas Organisasi Apabila organsisasi secara konsisten mampu mempertahankan masa puncak selama beberapa periode tertentu, maka dapat dikatakan bahwa organisasi itu mengalami atau berada pada posisi kestabilan. Tentu saja pada tahap ini banyak sekali ”godaan” dan tantangan yang muncul secara internal maupun eksternal 7. Masa Penurunan dan Kematian Organisasi Secara internal godaan yang muncul adalah munculnya rutinitas pekerjaan sehingga mematikan kreativitas dan inovasi. Setiap gagasan atau inovasi muncul selalu akan mengganggu kestabilan. Jargon ” jangan mengganggu suasana yang sudah kondusif” merupakan senjata untuk mematikan setiap inovasi dan kreativitas. Jika situasi ini terus berlanjut, maka lama kelamaan akan memunculkan kubu- kubu yang saling berseberangan, atau bahkan saling bermusuhan secara terang- terangan maupun sembunyi-sembunyi (konflik). Dari segi analisa struktur organisais, konflik merupakan suatu ciri dimana struktur yang ada sudah tidak efektif atau defi- ciency ( Daft, 1992) daManakala ini terjadi, maka suasana saling curiga-mencurigai akan terjadi. Setiap orang selalu berancang-ancang untuk menjatuhkan lawan konfrontasinya secara fisik (memecat, merumahkan) maupun secara mental psikologik dengan memainkan berbagai kartu truf masing-masing dengan mencari kelemahan pihak lainnya. Semua daya upaya difokuskan kepada usaha-usaha untuk menjatuhkan lawan. Sementara implementasi tujuan-tujuan organisasi menjadi terbengkalai. Akhirnya ketika organisasi menghadapi masalah, yang terjadi adalah saling menyalahkan, bukan mencari penyebab dan solusi untuk memecahkan masalah. Karena organisasi terus menerus dilanda konflik, sementara pelayanan atau im- plementasi organisasi menjadi terabaikan, maka yang mengemuka dalam organisasi adalah kepentingan-kepentingan politik dari masing-masing pihak yang bertikai. Komitmen yang semula dibangun pada tahap awal pendirian organisasi, tidak ada lagi. Banyak anggota organisasi yang exodus keluar atau mengundurkan diri (exit) (Hirschman, 1970). Jika para anggota organisasi yang exodus, atau jika pun bertahan namun komit- men sudah tidak ada lagi sebagai pemersatu gerak langkah tujuan organisasi, maka pada saat itu organisasi, kendati secara formal masih berdiri, secara riil sudah mati.

TOKOH KITA 2009-2012

Dr. Sony Teguh Trilaksono., M.Ed., M.BA adalah Ketua Umum Oi Pusat (BPP Oi) Periode 2009 s/d 2012, Perhatian beliau kepada kami dapat kami rasakan. Harapan Kami semoga nanti beliau terpilih kembali menjadi Ketua Umum Oi Pusat

DZWIKI KHERMAWAN

Dzwiki adalah ketua (2010) Setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau bercita-cita ingin menjadi seorang TNI

IMAM PIRMANDA

Imam Pirmanda adalah ketua (2009) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya, beliau melanjutkan pendidikannya di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya (Perawat)

MUHAMMAD EKI RAMDANI

Muhammad Eki Ramdani yang lebih akrab dipanggil Eki merupakan ketua (2008) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau melanjutkan sekolahnya di UNIVERSITA SILIWANGI Tasikmalaya (Tehnik Sipil)

GALIH GUNTARA

Galih adalah ketua (2007) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau merantau ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya di UNIVERSITAS PENDIDIKAN Bandung

ARIS NURAHMAN

Aris Nurahman adalah ketua (2006) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya, beliau melanjutkan pendidikannya di POLITEHNIK KESEHATAN Tasikmalaya

ACHMAD SIDIQ

Achmad Sidiq merupakan Ketua Ke-2 (2005) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau melanjutkan studynya di UNIVERSITAS PENDIDIKAN Tasikmalaya

CUDEY HAKUMBARA

Cudey Hakumbara yang memiliki nama asli Rizki Agusteen, Beliau adalah Ketua (2004) yang telah Menandatangani Peresmian Oi Pertiwi menjadi Organisasi Ekstrakulikuler di SMA Negeri 3 Tasikmalaya bersama Kepala Sekolahnya, Setelah lulus sekolah beliau melanjutkan pendidikannya di STIE STEMBI/Bandung Bussines School (Akuntansi Perpajakan)

ANGGA TAUFIK

ANGGA TAUFIK atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Angga Kutil, beliau adalah Ketua (2003) yang pertama kali merintis Organisasi Oi Pertiwi di Tasikmalaya,Setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau melanjutkan Studynya di UNIVERSITAS SILIWANGI Tasikmalaya (Fakultas Ilmu Pendidikan)

MUNAS Oi KE - 4

Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan suatu upaya untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian. Saat ini musyawarah selalu dikait-kaitkan dengan dunia politik, demokrasi.Bahkan hal tersebut tidak dapat dipisahkan , pada prinsipnya musyawarah adalah bagian dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila penentuan hasil dilakukan dengan cara musyawarah mufakat dan jika terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah dilakukan votting, jadi demokrasi tidaklah sama dengan votting.Cara votting cenderung dipilih oleh sebagian besar negara demokrasi karena lebih praktis, menghemat waktu dan lebih simpel daripada musyawarah yang berbelit-belit itulah sebabnya votting cenderung identik dengan demokrasi padahal votting sebenarnya adalah salah satu cara dalam mekanisme penentuan pendapat dalam sistem demokrasi. MUNAS Oi (Musyawarah Nasional Oi) merupakan musyawarah tertinggi, yang saat itu dilaksanakan di Kediri Jawa Timur.
Dzwiki dan Rudy merupakan Perwakilan dari Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya yang menghadiri acara atas rekomendasian dari BPK Oi KOTA Tasikmalaya

Kamis, 01 Desember 2011

PERINGATAN SUMPAH PEMUDA KE - 83

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Pada kesempatan ini Kementerian Pemuda dan Olahraga, Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya, Yayasan Seladarma, PMI Cab Tasikmalaya, Panin Bank Melaksanakan Kegiatan Aksi Sosial Kemanusiaan 'DONOR DARAH dan Pembagian Sembako' dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda ke - 83 di Tasikmalaya, Pada tanggal 21 Oktober 2011

MASA PENGENALAN ORGANISASI & BINA ROHANI

Masa Pengenalan Organisasi & Bina Rohani (MPOBR) Organisasi Ekstra Kulikuler Sanggar Seni Oi Pertiwi Tahun Akademik 2011/2012, dilaksanakan pada tanggal : A. 21 s/d 24 September 2011 - Pelatihan Keorganisasian - Pelatihan Seni dan Budaya - Pelatihan Kepemimpinan - Workshop (Menumbuhkan Kreatifitas & Merintis Industri Kreatif dengan Menggambar) B. 09 s/d 10 Oktober 2011 - Pelatihan Baris Berbaris/ Kedisiplinan - Pelantikan C. 30 Oktober 2011 - Training Of Trainer (Membangun Kekompakan Kelompok) di Kampus SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 21 Anggota baru angkatan X (sepuluh), yang masuk pada tahun ajaran 2011 / 2012. MPOBR ini bertujuan untuk memperkenalkan anggota baru kepada Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya mulai dari visi dan misi hingga kepada kegiatan dan peraturan serta budaya Sanggar Seni Oi Pertiwi yang berlaku. Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari ini, diawali dengan upacara pembukaan dan doa bersama serta diakhiri dengan kegiatan Training Of Trainer (Motivation Building) guna membangun kekompakan kelompok. Kegiatan di dalamnya meliputi beberapa pelatihan , serta kegiatan Out bond untuk lebih mengenal lingkungan sekitar SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Setelah kegiatan ini berakhir, diharapkan anggota baru dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan Organisasi serta dapat mengikuti program pembelajaran dengan baik di SMA Negeri 3 Tasikmalaya, sehingga dapat tercipta generasi muda yang handal dan berkualitas.

ULANG TAHUN Oi PERTIWI SMA NEGERI 3 TASIKMALAYA KE - 8

18 AGUSTUS 2011 merupakan saat dimana seluruh umat ISLAM berpuasa, pada waktu itu Pengurus Kelompok Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya merayakan hari ulang tahunnya yang ke delapan (8)adapun rangkaian acaranya : - Opening Ceremony - Pentas Seni - Kultum - Buka Bersama - Tarawih Bersama - Futsal - Potong Kue - Pesta Kembang Api - Closing Ceremony Harapan Kami, semoga Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya bisa lebih baik lagi untuk kedepannya.

BERKARYA UNTUK BANGSA 12 TAHUN Oi

Berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya. Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya untuk membina keserasian dn kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat kemanusiaan. Menghargai hasil karya orang lain adalah sifat terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. TEPAT PADA TANGGAL 16 AGUSTUS 2011, PENGURUS KELOMPOK SANGGAR SENI Oi PERTIWI SMA NEGERI 3 TASIKMALAYA MENDAPATKAN KESEMPATAN UNTUK MENGISI ACARA DI LEUWINANGGUNG DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI ULANG TAHUN Oi NASIONAL KE 12

HUT Oi NASIONAL KE - 12

Ulang tahun atau Milad (dalam bahasa arab) pertama kali dimulai di Eropa. Dimulai dengan ketakutan akan adanya roh jahat yang akan datang pada saat akan berulang tahun, untuk menjaganya dari hal-hal yang jahat, teman-teman dan keluarga diundang datang saat sesorang berulang tahun untuk memberikan do’a serta pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun. Memberikan kado juga dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi orang yang berulang tahun sehingga dapat mengusir roh-roh jahat tersebut. Merayakan ulang tahun merupakan sejarah lama. Orang-orang jaman dahulu tidak mengetahui dengan pasti hari kelahiran mereka, karena waktu itu mereka menggunakan tanda waktu dari pergantian bulan dan musim. Sejalan dengan peradaban manusia, diciptakanlah kalender. Kalender memudahkan manusia untuk mengingat dan merayakan hal-hal penting setiap tahunnya, dan ulang tahun merupakan salah satunya. Banyak simbol-simbol yang diasosiasikan atau berhubungan dengan ulang tahun sejak ratusan tahun lalu. Ada sedikit penjelasan mengapa perayaan ulang tahun harus menggunakan kue. Salah satu cerita mengatakan, karena waktu dulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Cerita lainnya tentang kue ulang tahun yang bermula di Jerman yang disebut sebagai “Geburtstagorten” adalah salah satu tipe kue ulang tahun yang biasa digunakan saat ulang tahun. Kue ini adalah kue dengan beberapa layer yang rasanya lebih manis dari kue berbahan roti. Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue. Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan (gibbons, 1986). Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan” (Corwin,1986). Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga. Saat ini banyak orang hanya mengucapkan pengharapan di dalam hati sambil meniup lilin. Mereka percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu hembusan akan membawa nasib baik. Pesta ulang tahun biasanya diadakan supaya orang yang berulang tahun dapat meniup lilinnya. Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue, kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan “Happy Birthday” akan membawa kebahagiaan. dan pada kesempatan ini tepat tanggal 16 Agustus 2011 ORMAS Oi berusia 12 Tahun,