Para Petinggi Oi Pertiwi

PARA PETINGGI Oi PERTIWI

Angga Taufik ( Perintis ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Cudey Pancasona ( Angkatan I ) Melanjutkan Pendidikan Di STIE STEMBI Bandung / Bandung Bussines School
Achmad Sidik Permana ( Angkatan II ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Tasikmalaya
Aris Nurrahman ( Angkatan III ) Melanjutkan Pendidikan Di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya
Galih Guntara ( Angkatan IV ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Bandung
Muhammad Eki Ramdani ( Angkatan V ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Imam Pirmanda ( Angkatan VI ) Melanjutkan Pendidikan Di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya
Dzwiky Khermawan ( Angkatan VII ) Melanjutkan Pendidikan Di Sekolah Kemiliteran Palembang
Bima Sakti Bintang Perkasa ( Angkatan VIII ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya Jurusan Matematika
Lucky Herdiansyah (Angkatan IX)

Selasa, 22 Mei 2012

Ketua & Wakil Ke-10 Masa Bakti 2011-2012 Oi Pertiwi SMAN 3 TSM

Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa khalifah rasyidin kelima, Umar bin Abdil Aziz dalam suatu shalat tahajjudnya membaca ayat 22-24 dari Surat Ash-Shoffat (yang artinya): “(Kepada para malaikat diperintahkan): ‘Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman sejawat mereka dan sembah-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena sesungguhnya mereka akan ditanya (dimntai pertanggungjawaban).” Beliau mengulangi ayat tersebut beberapa kali karena merenungi besarnya tanggung jawab seorang pemimpin di akhirat bila telah melakukan kezhaliman.
Syarat Untuk Menjadi Seorang Pemimpin 1.Pradnya widagda, artinya bijaksana dan mahir dalam berbagai ilmu pengetahuan. 2.Parama artha, artinya orang yang memiliki cita-cita mulia dalam hidupnya 3.Wira sarwa yudha, artinya pemberani dalam menghadapi pertempuran, baik dalam keadaan perang ikut berperang maupun dalam keadaan damai tidak takut menghadapi masalah yang terjadi dalam melakukan tugas-tugas kepemimpinan. 4.Dirotsaha, artinya teguh dan tekun dalam berupaya. 5,Pragi wakya, artinya pandai menyusun kata-kata dalam pembicaraan. 6.Sama upaya, artinya taat pada janji. 7.Lagha wangartha, artinya orang yang tidak memiliki pamrih. 8.Wruh ring sarwa bhastra, artinya tahu mengatasi kerusuhan, (ilmu manajemen) 9.Wiweka, artinya kemampuan untuk dapat membeda-bedakan mana yang salah dan mana yang benar.

Senin, 21 Mei 2012

SUARA HARI Oi Pertiwi SMAN 3 TSM

Makna “Cinta” bagi sebagian orang sering diartikan hanya saat kita sedang jatuh cinta terhadap kekasih, ayah, ibu, keluarga dan teman. Semua itu tidaklah salah dan memang sudah seharusnya seperti itu. Tapi disisi yang lain saat ini ada makna “cinta” yang lain yang sebenarnya memiliki makna yang lebih luas yaitu “Cinta terhadap Sesama dan Lingkungan Sekitar Kita”. Dimana makna cinta yang satu ini sering kita lupakan dan kita abaikan, dan satu yang pasti bahwa hanya sedikit orang yang bisa mencintai terhadap sesama dan lingkunganya lebih tinggi dibandingkan dengan cintanya dengan kekasihnya.
Dan inilah yang sekarang terjadi, kita mendengar dan melihat bagaimana seorang meninggal hanya karena kelaparan. Apakah mungkin dikampung tempat anak yang meninggal ini tidak ada orang yang mampu untuk memberikan sesuap nasi untuknya ?
Seandainya saja jalinan cinta kasih terhadap sesama khususnya disekitar masyarakat tersebut terjalin tentunya peristiwa yang miris ini tidak akan terjadi.
Terkait dengan lingkungan sekitar yang sudah sangat memprihatinkan, Banjir bandang, tanah longsor adalah bukti bagaimana tingkah dan perilaku manusia yang kurang Mencintai dan menjaga lingkunganya sendiri, Hutan yang seharusnya dijadikan sebagai Paru-paru bumi ditebang dan dibakar dengan membabi buta tanpa ampun, Akibatnya bencana banjir dan tanah longsor terjadi dan melanda diberbagai wilayah negeri ini.
Tapi itu semua terjadi bukan karena sebab hilangnya rasa cinta kasih terhadap sesama bangsa ini memang mulai terkikis dan sudah saatnya mulai saat ini kita saling koreksi diri kita masing-masing dan mencoba merubah untuk jauh lebih peduli dan mencintai terhadap sesama dan lingkungan sekitar kita yang sekarang tempat berpijak di Bumi ini.
Hal yang menarik yang dapat kita dengar di banyak tempat adalah mulai muncul gerakan peduli sesama. Gerakan itu di antaranya didorong oleh semangat beragama. Mereka merasa terpangil untuk peduli dan memperhatikan terhadap mereka yang lemah.
Kegiatan tersebut tentu sangat terpuji dan memang sangat diperlukan oleh mereka yang sedang membutuhkannya. Namun sayangnya kegiatan semacam itu belum tumbuh dan berkembang di sem ua kalangan, artinya masih dilakukan oleh orang yang jumlahnya terbatas. Sebaliknya, masih banyak orang yang sebenarnya telah berkelebihan, namun hatinya belum tersentuh tatkala melihat penderitaan orang lain, hingga melakukan kegiatan peduli sesama seperti itu.

KESEIMBANGAN

Setelah konser bulanan berakhir, Sabtu 20-02-2010, PanggungKita kembali diramaikan dengan kehadiran para fans Iwan Fals. Kehadiran para penggemar fanatik yang lebih dari 1000 orang tersebut karena ingin menyaksikan penampilan Iwan Fals & Band. Konser kali ini bertema Keseimbangan.
Keseimbangan sendiri merupakan tema payung Konser Bulanan Iwan Fals & Band sepanjang tahun 2009. Selain itu, ‘Keseimbangan’ merupakan judul album terbaru Iwan Fals, yang sudah lebih dari 2 tahun tidak mengeluarkan album. Untuk itu, konser ini bukan hanya merupakan konser penutup dari rangkaian Konser Bulanan Iwan Fals & Band, tapi lebih merupakan konser peluncuran album Iwan Fals ”Keseimbangan” telah resmi diedarkan. Waktu pergelaran konser juga berbeda. Jika biasanya konser-konser bulanan digelar sore hari, konser kali ini justru digelar pada malam hari, dan disiarkan langsung oleh tvOne. Tepat pukul 19.30, acara dimulai, dengan naiknya Iwan Fals beserta para awak band yang dihuni oleh Totok ”Edan” Tewel (lead guitar), Heirrie Buchaery (bass), Deni Kurniawan (drum), dan Edi Darome (keyboard). Tanpa basa-basi, lagu Kuda Lumping langsung dimainkan. Sontak saja penonton langsung membuat koor membawakan bait demi bait lagu tersebut sambil berjingkrak-jingkrak. Setelah lagu Kuda Lumping selesai, Iwan baru menyapa penonton dan penonton pun langsung membalas sapaan Iwan dengan senang. Setelah itu, berturut-turut Iwan menyanyikan lagu-lagu pembuka seperti Libur Kecil Kaum Kusam, Pinggiran Kota Besar, Mata Indah Bola Pingpong, Satu Satu, Bunga Trotoar, dan Asik Nggak Asik. Seperti biasanya, konser Iwan selalu dihadiri oleh bintang tamu.

Pentas Musik Leuwinanggung

Dalam setiap pertunjukan musik (li
ve performance) baik skala besar maupun yang kecil tentu takkan pernah terlepas dengan yang namanya panggung/pentas. Pengertian panggung musik adalah tempat dimana sang bintang atau artis tersebut dalam mempertontonkan keahlian bermusiknya didepan audiens. Dan tentu saja penggunaan panggung dalam hal ini tak boleh hanya memenuhi aspek estetika saja, namun juga sangat diperlukannya suatu sudut agar para pelaku dapat terlihat dengan jelas oleh para audiens tersebut. Karena perlu disadari bahwa prinsip awal dari penggunaan panggung adalah dengan guna para penonton yang harusnya disuguhkan tontonan agar terlihat jelas bukan orang-orang yang diatas panggung menonton audiens. Hubungan antara artis dengan panggung sendiri sangat berhubungan erat, karena panggungatau pentas tersebut dapat membantu komunikasi antara kedua belah pihak: penonton dan aktor di atas pentas.

Oi Pertiwi menjadi salah satu peserta perwakilan dari Tasikmalaya

Tujuan Diklat di Oi Pertiwi SMAN 3 TSM

Tujuan Diklat : 1. meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan 2. menciptakan pengurus yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan Oi Pertiwi 3. memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat 4. menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Tenaga Pengajar Oi Pertiwi : 1. Pejabat Negara 2. Pejabat Karier 3. Dosen 4. Widyaiswara 5. Tenaga Pengajar Luar Biasa 6. Pakar dan Praktisi

PENINGKATAN SDM Oi PERTIWI SMAN 3 TSM

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional. Oleh karena SDM berperan sebagai subyek dan obyek dalam pembangunan, maka pembangunan SDM diarahkan agar benar-benar mampu dan memiliki etos kerja yang produktif, trampil, kreatif, disiplin dan profesional. Disamping itu juga diperlukan SDM yang mampu memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu dan teknologi yang inovatif dalam rangka memacu pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam rangka peningkatan kualitas SDM tersebut berbagai upaya harus dilakukan. Salah satu upaya Ikatan Alumni Oi Pertiwi dalam peningkatan SDM, khususnya SDM Pengurus Oi Pertiwi adalah melalui Diklat.
Sejalan dengan hal tersebut bahwa pelaksanaan Diklat Pengurus merupakan bagian integral dari Pendayagunaan Pejabat Tinggi Oi Pertiwi. Oleh karena itu Diklat harus menjadi alat untuk tercapainya dayaguna dan hasilguna pelaksanaan tugas-tugas umum organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut pelaksanaan Diklat harus benar-benar ditangani secara handal dan profesional. Terlaksananya Diklat pengurus yang sebaik-baiknya memerlukan tenaga pengelola yang terlatih dan profesional. Untuk itu Ikatan Alumni Oi Pertiwi SMAN 3 Tasikmalaya perlu mempersiapkan Pedoman Penyelenggaraan Diklat Bagi Pengelola Diklat. Hal ini dimaksudkan guna membentuk sosok pengurus/kader baru yang mampu melakukan pengelolaan Diklat secara baik dan profesional.

DIKLAT MANAJEMEN EVENT ORGANIZER Oi SE-JABAR

Diklat sebagai suatu sistem yang integral merupakan seperangkat komponen atau unsur-unsur atau sub sistem yang saling berinteraksi untuk mengubah kompetensi kerja pengurus sehingga ia dapat berprestasi lebih baik dalam jabatannya melalui proses belajar dalam kegiatan diklat. Agar mampu menghasilkan output yang berkompeten dan professional sesuai tujuan diadakan diklat maka syarat yang harus dipenuhi adalah manajemen penyelenggara diklat yang baik dan professional. Manajemen berperan untuk mengkordinir / menyelaraskan kekuatan pokok aktivitas dari sub sistem dalam organisasi dan hubungan dengan lingkungan.
Manajemen merupakan kekuatan penting dari suatu organisasi ,seorang ketua harus pandai manata organisasinya baik itu sumber daya manusia, mesin dan uang secara berdaya guna dan berhasil guna agar organisasinya berhasil. Bagi organisasi yang besar dan kompleks, hal ini sangat penting, ketua dan organisasi harus mengidentifikasi situasi dan kondisi yang dihadapi dan mampu membaca peluang besar, yang dicapai agar organisasi dapat bertahan. Penggunaan konsep sistem sebagai konsep jangka panjang dan organisasi dimaksudkan sebagai tujuan organisasi.

Jumat, 02 Desember 2011

SIKLUS ORGANISASI

Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta im- plikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Seperti juga kehidupan organisme, pertumbuhan dan kemunduran setiap organisasi terutama disebabkan oleh dua faktor yaitu fleksibilitas dalam merespon setiap perubahan lingkungan dan ”kekakuan” (controllability) dalam merespon setiap perubahan (Adizes, 1996) Setiap tahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu memunculkan kesulitan atau masalah yang memerlukan penanganan baik secara internal maupun intervensi dari pihak luar (eksternal). Tahapan perkembangan organisasi sendiri sebe- narnya dapat diprediksi dan bersifat repetitif (Adizes, 1999). Oleh karena itu pema- haman terhadap setiap perkembangan tahapan organisasi memberikan kemampuan kepada pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif dan menyongsong persoalan-persoalan organisasi dimasa datang, atau jika tidak mampu, bagaimana sebisa mungkin menghindari masalah-masalah tersebut 7 SIKLUS ORGANISASI : 1. Masa Pengenalan ( Courtship) Ciri utama organisasi pada masa pengenalan adalah, banyaknya ide atau gagasan yang ingin diwujudkan, meskipun organisasi belum berdiri. Banyak sekali gagasan- gagasan tentang masa depan, tanpa adanya kegiatan yang nyata. Karenanya pada tahap ini antusiasme sangat tinggi dan ketertarikan secara emo- sional. Antusiasme dan ketertarikan secara emosional yang sangat tinggi itulah yang membangkitkan komitmen Perkembangan dalam masa pengenalan menunjukkan ciri-ciri normal yaitu; apa- bila komitmen disertai dengan uji kenyataan secara realistis dan risiko diperhitungkan secara moderat. Sedangkan ciri-ciri abnormal yaitu gagasan tidak diuji secara realistis dan sesuai dengan kenyataan dan risiko tidak diperhitungkan secara moderat Gagasan-gagasan yang tidak realistis dan berisiko tinggi, memungkinkan or- ganisasi hanya berwujud dalam gagasan dan angan-angan. Dalam bahasa yang lain, organisasi akan mengalami ”keguguran” sebelum lahir 2. Masa Bayi (Infant Periode) Gagasan-gagasan dan ide yang dibangun pada tahap pengenalan apabila disertai ke- mampuan untuk mewujudkannya merupakan siklus awal dari kehidupan organisasi. Tentu saja tidak semua gagasan dapat diwujudkan, karena hal itu berkaitan lang- sung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya organisasi, baik sumberdaya manusia (SDM) maupun sumberdaya lainnya. Meskipun risiko telah diperhitungkan secara moderat, organisasi pada tahap awal membutuhkan kerja keras dan aktivitas-aktivitas berkelanjutan yang dilakukan oleh pendiri atau penggagas. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada tahap ini aktivitas organ- isasi masih bertumpu pada pimpinan atau pendiri (baik dalam komitmen maupun da- lam pengambilan keputusan). Oleh karenanya sistem dan prosedur masih sederhana, pengelolaan serta struktur hirarkinya sempit. Tanpa komitmen dari pendiri untuk memberikan ”kasih sayang” kepada or- ganisasi (dalam bentuk perhatian, tenaga, bahkan uang), maka organisasi akan mati dikala masih bayi (infant mortality) 3. Masa Anak-Anak (Go-Go) Organisasi yang berhasil mewujudkan gagasan dalam bentuk yang nyata dianggap telah melewati masa awal. Dalam jumlah terbatas, ide-ide dapat dilaksanakan dan mulai menunjukkan aktivitas walaupun dalam skala terbatas. Keberhasilan dalam masa ini akan mendorong pendiri untuk memperbanyak ide dan mencoba untuk mewujudkan setiap ide yang muncul dalam angan-angan. Akhirnya banyak sekali ide yang ingin direalisasikan. Setiap peluang dan kesempatan ”disambar” tanpa memperhitungkan kekuatan sumberdaya organisasi, tanpa menentukan skala prioritas, karena semua adalah prior- itas. Akibatnya banyak sekali pekerjaan yang harus dikerjakan pada saat bersamaan. Sindrom ”go-go” adalah semua ingin digarap, persis seorang anak yang se- lalu melahap apa saja yang ditemukan, tak perduli makanan atau bukan. Organisasi dikendalikan oleh setiap ”temuan” peluang, bukan organisasi yang mengendalikan peluang. 4. Masa Dewasa Organisasi yang berhasil melewati masa Go-Go yaitu yang secara selektif memilih peluang - bidang untuk digarap - dikerjakan, apakah melalui penetapan skala prioritas secara seksama, pilihan yang paling realistis atau secara radikal mengganti tujuan, menetapkan kembali ”visi” dan ”misi” organisasi. Organisasi yang berhasil melewati masa ini telah mencapai kedewasaan yang dicirikan berfikir dan bertindak realistis serta bekerja dalam level risiko yang mod- erat. Tentu saja penggantian tujuan ini membutuhkan perenungan, pemikiran, waktu, memerlukan refleksi. Risikonya, pada saat orang bertempur memperebutkan berbagai peluang untuk dikerjakan, masuk dalam bidang-bidang garapan, organisasi ini masih berasik-asik dengan program rekayasa ulang atau jargon-jargon reformasi. Oleh karena itu, refleksi dan perumusan penggantian tujuan harus dilaksanakan secara seksama, agar momentum tidak hilang dan organisasi mengalami penurunan atau ”penuaan” dini (premature aging), dalam arti organisasi belum sampai kepada visi dan misi yang diimpikan, komitmen dan sumberdaya sudah berkurang dan tidak efektif lagi untuk berjuang, akhirnya organisasi mengalami penuaan dini (Premature Aging) 5. Masa Puncak Organisasi Organisasi yang berhasil melewati masa dewasa akan mencapai masa puncak organ- isasi. Hal ini ditandai dengan sasaran-sasaran yang secara realistis ditetapkan berhasil dicapai dengan baik. Organisasi dapat dikendalikan dengan baik karena sistem dan prosedur, serta mekanisme pengambilan keputusan telah tersusun dengan baik serta diterapkan se- cara konsekwen. Kendati, organisasi secara ketat menjalankan sistem dan prosedur, organisasi tetap fleksibel dalam arti masih mampu mengadopsi berbagai perubahan- perubahan yang terjadi di lingkungan. Oleh karena itu tahap ini disebut pula sebagai tahap Go-Go kedua atau second birth new infant. Organisasi secara agresif mencari berbagai peluang dan kesem- patan untuk memperluas usaha dan diversifikasi berbagai bidang usaha), namun dibarengi dengan perhitungan dan prediksi secara ketat dan pengendalian dalam implementasinya. 6. Masa Stabilitas Organisasi Apabila organsisasi secara konsisten mampu mempertahankan masa puncak selama beberapa periode tertentu, maka dapat dikatakan bahwa organisasi itu mengalami atau berada pada posisi kestabilan. Tentu saja pada tahap ini banyak sekali ”godaan” dan tantangan yang muncul secara internal maupun eksternal 7. Masa Penurunan dan Kematian Organisasi Secara internal godaan yang muncul adalah munculnya rutinitas pekerjaan sehingga mematikan kreativitas dan inovasi. Setiap gagasan atau inovasi muncul selalu akan mengganggu kestabilan. Jargon ” jangan mengganggu suasana yang sudah kondusif” merupakan senjata untuk mematikan setiap inovasi dan kreativitas. Jika situasi ini terus berlanjut, maka lama kelamaan akan memunculkan kubu- kubu yang saling berseberangan, atau bahkan saling bermusuhan secara terang- terangan maupun sembunyi-sembunyi (konflik). Dari segi analisa struktur organisais, konflik merupakan suatu ciri dimana struktur yang ada sudah tidak efektif atau defi- ciency ( Daft, 1992) daManakala ini terjadi, maka suasana saling curiga-mencurigai akan terjadi. Setiap orang selalu berancang-ancang untuk menjatuhkan lawan konfrontasinya secara fisik (memecat, merumahkan) maupun secara mental psikologik dengan memainkan berbagai kartu truf masing-masing dengan mencari kelemahan pihak lainnya. Semua daya upaya difokuskan kepada usaha-usaha untuk menjatuhkan lawan. Sementara implementasi tujuan-tujuan organisasi menjadi terbengkalai. Akhirnya ketika organisasi menghadapi masalah, yang terjadi adalah saling menyalahkan, bukan mencari penyebab dan solusi untuk memecahkan masalah. Karena organisasi terus menerus dilanda konflik, sementara pelayanan atau im- plementasi organisasi menjadi terabaikan, maka yang mengemuka dalam organisasi adalah kepentingan-kepentingan politik dari masing-masing pihak yang bertikai. Komitmen yang semula dibangun pada tahap awal pendirian organisasi, tidak ada lagi. Banyak anggota organisasi yang exodus keluar atau mengundurkan diri (exit) (Hirschman, 1970). Jika para anggota organisasi yang exodus, atau jika pun bertahan namun komit- men sudah tidak ada lagi sebagai pemersatu gerak langkah tujuan organisasi, maka pada saat itu organisasi, kendati secara formal masih berdiri, secara riil sudah mati.

TOKOH KITA 2009-2012

Dr. Sony Teguh Trilaksono., M.Ed., M.BA adalah Ketua Umum Oi Pusat (BPP Oi) Periode 2009 s/d 2012, Perhatian beliau kepada kami dapat kami rasakan. Harapan Kami semoga nanti beliau terpilih kembali menjadi Ketua Umum Oi Pusat

DZWIKI KHERMAWAN

Dzwiki adalah ketua (2010) Setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau bercita-cita ingin menjadi seorang TNI

IMAM PIRMANDA

Imam Pirmanda adalah ketua (2009) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya, beliau melanjutkan pendidikannya di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya (Perawat)

MUHAMMAD EKI RAMDANI

Muhammad Eki Ramdani yang lebih akrab dipanggil Eki merupakan ketua (2008) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau melanjutkan sekolahnya di UNIVERSITA SILIWANGI Tasikmalaya (Tehnik Sipil)

GALIH GUNTARA

Galih adalah ketua (2007) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau merantau ke Bandung untuk melanjutkan sekolahnya di UNIVERSITAS PENDIDIKAN Bandung

ARIS NURAHMAN

Aris Nurahman adalah ketua (2006) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya, beliau melanjutkan pendidikannya di POLITEHNIK KESEHATAN Tasikmalaya

ACHMAD SIDIQ

Achmad Sidiq merupakan Ketua Ke-2 (2005) setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau melanjutkan studynya di UNIVERSITAS PENDIDIKAN Tasikmalaya

CUDEY HAKUMBARA

Cudey Hakumbara yang memiliki nama asli Rizki Agusteen, Beliau adalah Ketua (2004) yang telah Menandatangani Peresmian Oi Pertiwi menjadi Organisasi Ekstrakulikuler di SMA Negeri 3 Tasikmalaya bersama Kepala Sekolahnya, Setelah lulus sekolah beliau melanjutkan pendidikannya di STIE STEMBI/Bandung Bussines School (Akuntansi Perpajakan)

ANGGA TAUFIK

ANGGA TAUFIK atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan Angga Kutil, beliau adalah Ketua (2003) yang pertama kali merintis Organisasi Oi Pertiwi di Tasikmalaya,Setelah lulus dari SMA Negeri 3 Tasikmalaya beliau melanjutkan Studynya di UNIVERSITAS SILIWANGI Tasikmalaya (Fakultas Ilmu Pendidikan)

MUNAS Oi KE - 4

Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan suatu upaya untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian. Saat ini musyawarah selalu dikait-kaitkan dengan dunia politik, demokrasi.Bahkan hal tersebut tidak dapat dipisahkan , pada prinsipnya musyawarah adalah bagian dari demokrasi, dalam demokrasi pancasila penentuan hasil dilakukan dengan cara musyawarah mufakat dan jika terjadi kebuntuan yang berkepanjangan barulah dilakukan votting, jadi demokrasi tidaklah sama dengan votting.Cara votting cenderung dipilih oleh sebagian besar negara demokrasi karena lebih praktis, menghemat waktu dan lebih simpel daripada musyawarah yang berbelit-belit itulah sebabnya votting cenderung identik dengan demokrasi padahal votting sebenarnya adalah salah satu cara dalam mekanisme penentuan pendapat dalam sistem demokrasi. MUNAS Oi (Musyawarah Nasional Oi) merupakan musyawarah tertinggi, yang saat itu dilaksanakan di Kediri Jawa Timur.
Dzwiki dan Rudy merupakan Perwakilan dari Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya yang menghadiri acara atas rekomendasian dari BPK Oi KOTA Tasikmalaya

Kamis, 01 Desember 2011

PERINGATAN SUMPAH PEMUDA KE - 83

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945. Pada kesempatan ini Kementerian Pemuda dan Olahraga, Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya, Yayasan Seladarma, PMI Cab Tasikmalaya, Panin Bank Melaksanakan Kegiatan Aksi Sosial Kemanusiaan 'DONOR DARAH dan Pembagian Sembako' dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda ke - 83 di Tasikmalaya, Pada tanggal 21 Oktober 2011

MASA PENGENALAN ORGANISASI & BINA ROHANI

Masa Pengenalan Organisasi & Bina Rohani (MPOBR) Organisasi Ekstra Kulikuler Sanggar Seni Oi Pertiwi Tahun Akademik 2011/2012, dilaksanakan pada tanggal : A. 21 s/d 24 September 2011 - Pelatihan Keorganisasian - Pelatihan Seni dan Budaya - Pelatihan Kepemimpinan - Workshop (Menumbuhkan Kreatifitas & Merintis Industri Kreatif dengan Menggambar) B. 09 s/d 10 Oktober 2011 - Pelatihan Baris Berbaris/ Kedisiplinan - Pelantikan C. 30 Oktober 2011 - Training Of Trainer (Membangun Kekompakan Kelompok) di Kampus SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 21 Anggota baru angkatan X (sepuluh), yang masuk pada tahun ajaran 2011 / 2012. MPOBR ini bertujuan untuk memperkenalkan anggota baru kepada Sanggar Seni Oi Pertiwi SMA Negeri 3 Tasikmalaya mulai dari visi dan misi hingga kepada kegiatan dan peraturan serta budaya Sanggar Seni Oi Pertiwi yang berlaku. Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari ini, diawali dengan upacara pembukaan dan doa bersama serta diakhiri dengan kegiatan Training Of Trainer (Motivation Building) guna membangun kekompakan kelompok. Kegiatan di dalamnya meliputi beberapa pelatihan , serta kegiatan Out bond untuk lebih mengenal lingkungan sekitar SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Setelah kegiatan ini berakhir, diharapkan anggota baru dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan Organisasi serta dapat mengikuti program pembelajaran dengan baik di SMA Negeri 3 Tasikmalaya, sehingga dapat tercipta generasi muda yang handal dan berkualitas.