Para Petinggi Oi Pertiwi
PARA PETINGGI Oi PERTIWI
Angga Taufik ( Perintis ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Cudey Pancasona ( Angkatan I ) Melanjutkan Pendidikan Di STIE STEMBI Bandung / Bandung Bussines School
Achmad Sidik Permana ( Angkatan II ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Tasikmalaya
Aris Nurrahman ( Angkatan III ) Melanjutkan Pendidikan Di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya
Galih Guntara ( Angkatan IV ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Bandung
Muhammad Eki Ramdani ( Angkatan V ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Imam Pirmanda ( Angkatan VI ) Melanjutkan Pendidikan Di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya
Dzwiky Khermawan ( Angkatan VII ) Melanjutkan Pendidikan Di Sekolah Kemiliteran Palembang
Bima Sakti Bintang Perkasa ( Angkatan VIII ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya Jurusan Matematika
Lucky Herdiansyah (Angkatan IX)
Angga Taufik ( Perintis ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Cudey Pancasona ( Angkatan I ) Melanjutkan Pendidikan Di STIE STEMBI Bandung / Bandung Bussines School
Achmad Sidik Permana ( Angkatan II ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Tasikmalaya
Aris Nurrahman ( Angkatan III ) Melanjutkan Pendidikan Di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya
Galih Guntara ( Angkatan IV ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Bandung
Muhammad Eki Ramdani ( Angkatan V ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Imam Pirmanda ( Angkatan VI ) Melanjutkan Pendidikan Di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya
Dzwiky Khermawan ( Angkatan VII ) Melanjutkan Pendidikan Di Sekolah Kemiliteran Palembang
Bima Sakti Bintang Perkasa ( Angkatan VIII ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya Jurusan Matematika
Lucky Herdiansyah (Angkatan IX)
Selasa, 25 Agustus 2009
Pemahaman Nilai Seni dan Integrasi Bangsa
Biasanya orang bicara soal integrasi bangsa dengan mengacu kepada urusan-urusan 'keras' seperti politik, keamanan, dan ekonomi. Namun, kalau orang mau menyimak lagi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, akan dapat menjumpai kenyataan betapa karya-karya seni tertentu berperan cukup besar dalam mengobarkan rasa nasionalisme dan sanggup mempersatukan bangsa ini di dalam rasa. Hal ini dicontohkan oleh efek dari lagu kebangsaan kita, "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman, juga sejumlah lagu-lagu perjuangan karya Cornel Simanjuntak, Ismail Marzuki, Muntahar Dan lain-lain, serta dapat pula disebutka lukisan-lukisan dengan tema perjuangan kemerdekaan dan situasi-situasi yang teekait dengannya karya Surono, affandi, Hendre, Sudjono, dan lain-lain.
Setelah perjuangan bersenjata selesai,dan bangsa Indonesia masuk ke dalam tahapan "mengisi kemerdekaan", segera kita dihadapkan pada tugas berat untuk membina persatuan secara berkelanjutan, dan tanpa lengah. Keanekaragaman budaya di dalam Bangsa Indonesia sendiri, dan kini dipadu pula dengan terpaan informasi dominan dari arah negara-negara kuat (beserta corong-corong likalnya), adalah suatu tantangan nyata yang harus disadari dan disiasati agar tidak menjadi faktor disintegratif.
Salah satu landasan untuk membangun persatuan bangsa adalah hadirnya hubungan antar suku bangsa yang bersifat saling memahami, saling mengapresiasi, bahkan dapat saling meminjam berkenaan dengan khazanah budaya. Aspek-aspek budaya yang dapat, dan bahkan pada taraf tertentu sudah, disalingkenalkan itu meliputi terutama: boga (makanan dan minuman), busana, dan kesenian. Untuk dapat disaling-kenalkan dengan baik, masing-masing khazanah budaya suku bangsa itu harus lebih dahulu dipelajari sedalam-dalamnya, dan dengan kedalaman itu ia diperkenalkan. demikian pula untuk kesenian, bukan hanya bentuk-bentuk dan teknik penyajian seni yang perlu disimak, melainkan juga pemikiran-pemikiran atau konsep-konsep yang melandasinya.
kegiatan kesenian dapat dipandang sebagi:
1. penyaluran kekuatan adi-kodrati;
2. penyaluran bakti (kepata Tuhan; kepada pemimpin);
3. melestarikan warisan nenek moyang;
4. sarana atau komponen pendidikan (baik dalam aspek penerusan nilai-nilai budaya maupun pengembangan kreativitas);
5. kegiatan bersenang dan berhibur;
6. sarana pencaharian hidup.
hakikat karya senii itu sendiri, baik terkait dengan fungsi-fungsi tersebut diatas maupun terkait dengan kaidah estetika, dapat mempunyai kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
1. sebagai kekuatan adi-kodrati yang menjelma;
2. sebagai ide yang mewujud;
3. sebagai energi yang mewujud;
4. sebagai sarana kesinambungan tradisi;
5. sebagai wujud kreativitas;
6. sebagai sarana bersenag.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat bertumpang tindih. Disamping itu, hakikat karya seni yang demikian itu pada umumnya terkait dengan satu per satu jenis kesenian; artinya, tidak berlaku secara keseluruhan untuk semua jenis kesenian dalam satu kebudayaan. Ada kemungkinan pula, bahwa pandangan mengenai itu dapat bervariasi dalam dimensi individu di dalam satu masyarakat..
.
smoga dapat bermanfaat.
.
.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Oi Bersatulah...!!!
silahkan beri komentar untuk posting ini..!!