Para Petinggi Oi Pertiwi

PARA PETINGGI Oi PERTIWI

Angga Taufik ( Perintis ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Cudey Pancasona ( Angkatan I ) Melanjutkan Pendidikan Di STIE STEMBI Bandung / Bandung Bussines School
Achmad Sidik Permana ( Angkatan II ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Tasikmalaya
Aris Nurrahman ( Angkatan III ) Melanjutkan Pendidikan Di Politehnik Kesehatan Tasikmalaya
Galih Guntara ( Angkatan IV ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Bandung
Muhammad Eki Ramdani ( Angkatan V ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Imam Pirmanda ( Angkatan VI ) Melanjutkan Pendidikan Di STIKES MUHAMADIAH Tasikmalaya
Dzwiky Khermawan ( Angkatan VII ) Melanjutkan Pendidikan Di Sekolah Kemiliteran Palembang
Bima Sakti Bintang Perkasa ( Angkatan VIII ) Melanjutkan Pendidikan Di Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya Jurusan Matematika
Lucky Herdiansyah (Angkatan IX)

Selasa, 03 November 2009

Angklung



Angklung adalah instrument yang terbuat dari bambu, dan dalam khasanah musik etnis Indonesia sangat mewarnai kehidupan music tradisional di Jawa Barat. Seni pertujunjukan angklung dapat dikatakan telah ‘mendunia’, hal ini tidak lain berkat peranan para seniman dan grup/sanggar seni yang memperkenalkannya. Tokoh angklung Daeng Soetigna adalah orang yang telah berhasil menciptakan angklung modern yang bersekala nada diantonis, hingga instrument sederhana yang semula hanya mampu untuk mengiringi lagu-lagu Sunda pedesaan atau pada upacara/ritual seperti Seren Taun, akhirnya dapat digunakan sebagai instumen music yang mampu memainkan jenis lagu apapun seperti Pop, Dangdut, Keroncong dan yang lainnya termasuk lagu-lagu barat baik secara instrumentalia maupun barat iringan nyanyian.
Salah seorang seniman yang berperan pula dalam perkembangan music angklung adalah
Udjo Ngalagena yang lebih dikenal dengan nama ‘Mang Udjo’, telah berhasil berkiprah untuk memajukan angklung agar dapat dinikmati oleh para wisatawan dalam dan luar negeri dengan mendirikan Padepokan Saung Angklung Udjo. Mang Udjo telah berhasil pula membuat empat tangga nada, hingga angklung selain mampu tampil sebagi ansamble musik dengan sekala tangga nada diantonis, mampu pula dalam sekala tangga nada yang terdapat pada dunia music etnis sunda. Keempat tangga nada itu adalah laras Pelog, laras Salendro, laras Madenda, dan laras Degung, (Soedarsono,2002:333).
Angklung juga telah berhasil ditampilkan dalam berbagai pertunjukan di dalam dan di luar negeri semenjak Presiden RI pertama, Soekarno, angklung dijadikan materi pagelaran ditingkat kenegaraan yaitu untuk menyambut dan menghibur para kepala Negara dan kepala pemerintahan yang mengadakan lawatan ke Indonesia. Selain itu, angklung telah dibawa keliling dunia untuk diperkenalkan dan menghibur masyarakat asing, seperti yang telah dilakukan oleh grup kesenian KABUMI UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) dan termasuk menghibur di Istana Negara yang lebih dari 120 kali pertunjukan, yaitu di masa Presiden Soeharto dalam rangka jamuan makan malam kenegaraan. Disampin itu, banyak sekolah dan perguruan tinggi yang juga berkiprah memperkenalkan angklung di luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oi Bersatulah...!!!
silahkan beri komentar untuk posting ini..!!